Senin, 08 Agustus 2016

Empat Tahun yang Lekas

Mencatat sama seperti mempermalukan diri sendiri;  saya 10 hari kemudian pada 4 tahun yang lalu sedang ditertawakan oleh saya pada hari ini.
Tertawa, saya begitu naif untuk mengamati dunia. Menunjuk banyak hidung orang, tanpa satupun mata yang saya punya melihat ke dalam.
Mencatat, sama seperti menunjukkan sepertiga siapa dirimu sebenarnya. Kertas adalah media objektif, penulis adalah tintanya.
Empat tahun ini, saya pencatat yang buruk. Hanya saja, ini tidak berputar pada soal menyesal atau menyumpahi diri sendiri. Percuma. Empat tahun yang buruk itu sudah lewat dan saya sungguh beruntung saya tidak mati pada selang waktu itu.
....
Semua bicara soal ukuran dan parameter. Sebagian ukuran dinikmati bersama-sama, sebagiannya yang lain ditakuti, lantas dibuang. Padahal, barangkali itulah ukuran yang dapat dipercaya.
Pencatatan kali ini tidak jelas alur, pun arahnya. Saya ingin ini menjadi penanda, pencatatan ini soal rasa syukur, akhirnya waktu memaafkan saya untuk berlarian diantara 27 alfabet dan pemikiran-pemikiran yang tidak semuanya bisa ditumpahkan pada catatan ini.
Kepinginnya, waktu dan saya bisa akur beberapa lama diantara seminggu, misalnya ia memberikan saya majelis untuk akur dengan tidur. Hampir satu minggu ini tidak bisa. Hanya sebentar, waktu tidak perlu cemburu. Atau akur dengan waktu berhenti sejenak dari segala kengototan target-target. Berhenti sejenak. Lantas menulis buku harian. seperti ini.
Bismillah, shift

Tidak ada komentar:

Posting Komentar